Teleskop Luar Angkasa Nancy Grace Roman, yang dijadwalkan diluncurkan pada akhir tahun 2026, mewakili perubahan penting dalam observasi astronomi. Berbeda dengan pendahulunya yang dioptimalkan untuk studi mendetail terhadap objek individual, Roman dirancang untuk memetakan alam semesta dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjawab pertanyaan mendasar tentang energi gelap, planet ekstrasurya, dan evolusi galaksi. Pendekatan ini – yang memprioritaskan kekuatan statistik dibandingkan resolusi belaka – akan mendefinisikan kembali cara kita memahami kosmos.

Asal Usul Visi Bidang Luas

Kebutuhan akan teleskop seperti Roman muncul pada akhir tahun 1990an dengan penemuan bahwa perluasan alam semesta semakin cepat. Temuan ini memerlukan analisis data skala besar, di luar jangkauan teleskop tradisional beresolusi tinggi. Survei di darat berjuang melawan gangguan atmosfer, sementara penelitian planet ekstrasurya mengungkapkan keragaman yang mengejutkan, termasuk dunia yang dingin dan jauh yang tidak dapat dijangkau dengan metode saat ini.

Pada tahun 2010-an, Akademi Nasional A.S. mengidentifikasi teleskop ruang angkasa inframerah jarak lebar sebagai prioritas utamanya. Awalnya dikenal sebagai WFIRST (Wide Field Independent Survey Telescope), potensi misi ini ditingkatkan secara dramatis pada tahun 2012 ketika NASA mengakuisisi dua rakitan optik teleskop 2,4 meter yang tidak terpakai dari National Reconnaissance Office. Hal ini memungkinkan adanya observatorium yang lebih besar dan lebih mampu tanpa biaya mahal untuk membangun cermin baru dari awal.

Kemampuan Utama dan Tujuan Ilmiah

Teleskop Romawi akan menangani tiga tujuan utama:

  1. Studi Energi Gelap: Dengan mengukur distorsi halus cahaya dari miliaran galaksi (pelensaan gravitasi lemah), Roman akan menyempurnakan pemahaman kita tentang energi gelap, menguji apakah itu bentuk energi baru atau cacat dalam pemahaman kita tentang gravitasi.
  2. Pelensaan Mikro Planet Eksoplanet: Teleskop akan memantau jutaan bintang untuk mendeteksi exoplanet menggunakan pelensaan mikro gravitasi – sebuah fenomena di mana gravitasi suatu bintang secara singkat memperbesar cahaya bintang di latar belakang yang jauh. Metode ini sangat efektif dalam menemukan planet dingin yang mengambang bebas di luar jangkauan deteksi tradisional.
  3. Survei Inframerah: Roman akan melakukan survei inframerah luas, menghasilkan kumpulan data besar yang akan mengungkap galaksi redup, quasar jauh, dan peristiwa sementara seperti supernova melintasi jarak kosmik yang sangat luas.

Perbedaan Romawi dengan Teleskop yang Ada

Roman menonjol karena bidang pandangnya yang luas, mencakup 0,28 derajat persegi dengan kamera 300 megapiksel. Ini setidaknya 100 kali lebih besar dari pandangan inframerah Hubble, sehingga memungkinkan pemetaan struktur kosmik yang efisien. Meskipun Hubble dan James Webb unggul dalam pengamatan yang mendalam dan terfokus, Roman memprioritaskan pengamatan yang luas, sehingga memungkinkannya mengumpulkan data statistik di miliaran galaksi.

Pergeseran ini sangat penting: memahami energi gelap memerlukan rata-rata distorsi pada sampel yang sangat besar, sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh teleskop bidang sempit. Demikian pula, pelensaan mikro memerlukan pemantauan terus-menerus terhadap jutaan bintang – sebuah tugas yang sangat cocok untuk bidang luas Roman.

Detail Operasional dan Prospek Masa Depan

Teleskop Luar Angkasa Romawi akan beroperasi di dekat titik Lagrange L2 Matahari–Bumi, lokasi stabil 1,5 juta kilometer dari Bumi. Hal ini meminimalkan distorsi termal, memastikan presisi untuk pelensaan gravitasi lemah dan survei inframerah. Tidak seperti beberapa teleskop inframerah, Roman tidak memerlukan pendinginan kriogenik, sehingga memperpanjang potensi umurnya hingga setidaknya sepuluh tahun, dengan pengisian bahan bakar robotik yang memungkinkan pengoperasian lebih lanjut.

Misi tersebut diperkirakan mengumpulkan 20 petabyte data, memberikan banyak informasi bagi para astronom selama beberapa dekade mendatang. Tujuan utamanya bukanlah gambar spektakuler, melainkan sejumlah besar data, yang akan menyempurnakan pemahaman kita tentang evolusi galaksi dan perluasan alam semesta.

Kesimpulannya, Teleskop Luar Angkasa Nancy Grace Roman bukan sekadar observatorium luar angkasa; ini adalah perubahan paradigma menuju pemetaan kosmik skala besar. Dengan memprioritaskan keluasan dibandingkan kedalaman, Roman akan membuka wawasan baru tentang energi gelap, planet ekstrasurya, dan struktur dasar alam semesta.